Proses Belajar yang Tepat Mempengaruhi Prestasi Belajar

Posting Komentar


Prestasi belajar yang baik pasti ditentukan oleh bagaimana proses belajar dia untuk menuju hasil prestasi yang baik tadi. Proses atau gaya belajar pasti berbeda-beda dan masing-masing gaya belajar memiliki nilai positif dan negatif begitu juga dengan dampaknya kepada orang tersebut dan di sekelilingnya. 

Memang betul ada pola belajar yang tidak baik dan karena itu menghasilkan prestasi belajar yang buruk tetapi kalau pola belajar baik sudah dijamin mendapat hasil yang memuaskan. Mutu pendidikan yang pun juga mempengaruhi kelangsungan pola belajar seorang murid begitu juga dengan lingkungan murid tersebut. 

Tetapi yang paling mempengaruhi pola belajar terhadap prestasi belajar adalah murid itu sendiri. Jika dia punya motivasi yang tinggi untuk mengembangkan pola belajar maka pola belajar tersebut akan membaik dan hasil prestasinya pun juga akan membaik. Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik. Gaya belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda.

Rahasia keberhasilan pembelajaran terletak pada pengenalan seseorang terhadap dirinya sendiri, kesesuaian gaya mengajar dan gaya belajar, potensinya, dan konsekwensi yang ditimbulkannya. Pengalaman di Swedia dan Selandia Baru, sekolah yang telah menerapkan gaya belajar menunjukkan perubahan, antara lain; disiplin membaik, prestasi akademik meningkat, kerjasama staf juga lebih baik, komunikasi lebih lancar, minat orang tua dalam pembelajaran meningkat. Kenyataannya, hampir semua murid yang berprestasi rendah adalah murid yang gaya belajarnya tidak cocok dengan gaya mengajar guru di sekolah.

Dalam buku Quantum Learning dipaparkan 3 modalitas belajar seseorang yaitu : "modalitas visual, auditori atau kinestetik (V-A-K). Walaupun masing-masing dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya".

Seorang siswa yang berprestasi memiliki gaya belajar yang lebih dominan digunakan untuk menyerap dan mengerti suatu informasi. Ada yang terdominasi indera penglihatannya sebagai alat untuk menyerap informasi, yang selanjutnya disebut dengan tipe visual. Pada siswa Y, dari hasil pengamatan dan wawancara diperoleh karakteristik yang muncul yaitu merasa terganggu jika suasana KBM ramai, mencatat setiap penjelasan guru, nada suara tinggi ketika berbicara, sangat berhati-hati dalam menulis, selalu bisa menyelesaikan soal jika membaca terlebih dulu, dan sulit mengingat penjelasan lisan. Pada siswa D, dari hasil pengamatan dan wawancara diperoleh karakteristik yang muncul yaitu mencatat setiap penjelasan guru, bisa menyelesaikan soal jika membaca lebih dulu, memperhatikan gerak bibir guru saat sedang menerangkan, merasa terganggu jika suasana KBM ramai, dan siswa sangat berhati-hati dalam menulis.

Ada yang terdominasi indera pendengarannya untuk memasukkan informasi yang disebut tipe auditori. Pada siswa A dari hasil pengamatan dan wawancara diperoleh karakteristik yang muncul yaitu menengadahkan kepala untuk menjawab pertanyaan lisan, mengucap secara berulang apa yang akan diingat, bosan dengan bacaan yang sedikit panjang, malas mencatat, tulisan kurang rapi, aktif dalam diskusi kelompok, malas jika diminta membaca. 

Pada siswa Y dari hasil pengamatan dan wawancara diperoleh karakteristik yang muncul yaitu menengadahkan kepala untuk menjawab pertanyaan lisan, malas mencatat, tulisan kurang rapi, bosan dengan bacaan agak panjang, tidak bisa membaca dalam hati, mengucap secara berulang apa yang baru ia dengar, aktif dalam kegiatan kelompok, kurang pandai mengerjakan tugas mengarang. Pada siswa P dari hasil pengamatan dan wawancara diperoleh karakteristik yang muncul yaitu tidak bisa membaca dalam bisa membaca dalam hati, senang berbicara.

Ada juga yang terdominasi oleh indera peraba, pembau, perasa, dan gerak yang disebut tipe kinestetik. Gaya belajar kinestetik dimiliki oleh satu siswa yaitu siswa I. Pada siswa I dari hasil pengamatan dan wawancara diperoleh karakteristik yang muncul yaitu tidak dapat duduk diam dalam waktu lama, mudah dalam mengingat petunjuk praktek, senang dengan kegiatan praktek, melakukan dengan baik materi yang akan dipraktekkan, suka menyentuh segala sesuatu yang dijumpai. Berdasarkan uraian di atas, karakteristik gaya belajar kinestetik siswa berprestasi dapat dipersentasekan sebagai berikut,

Pada gaya belajar visual, terdapat satu karakteristik yang dikemukakan oleh Gunawan, yaitu nada suara tinggi ketika berbicara. Karakteristik tersebut ditunjukkan oleh siswa Y. Karakteristik yang dikemukakan oleh Musrofi, yaitu merasa terganggu jika suasana KBM ramai. Karakteristik tersebut ditunjukkan oleh siswa Y dan D. karakteristik yang dikemukakan Edia, yaitu memperhatikan gerak bibir seseorang ketika diajak berbicara dan sulit mengingat penjelasan lisan. Kedua karakteristik tersebut ditunjukkan oleh siswa D. karakteristik yang dikemukakan Efendi yaitu sangat teliti dan detail, terlihat saat menulis di buku catatan. Karakteristik tersebut ditunjukkan oleh siswa Y.

Pada gaya belajar auditori, karakteristik yang dikemukakan Gunawan, yaitu mengakses informasi dengan menengadahkan kepala dan mengingat informasi melalui suara. Karakteristik tersebut ditunjukkan oleh siswa A, Karakteristik yang dikemukakan Musrofi, yaitu cenderung meremehkan tulisan sehingga mengalami kesulitan dalam menulis, mengucap secara berulang apa yang akan diingat, dan berusaha menghindari deskripsi yang panjang lebar. Dalam hal kesulitan menulis, bisa berakibat tulisan menjadi kurang rapi. 

Karakteristik tersebut ditunjukkan oleh siswa A, P, dan F. Karakteristik yang dikemukakan oleh Edia, yaitu kurang baik dalam mengerjakan tugas mengarang, sehingga cenderung malas mengerjakan. Karakteristik tersebut ditunjukkan oleh siswa P. Karakteristik gaya belajar auditori yang dikemukakan oleh Effendi, yaitu merasa kesulitan dalam menulis yang menyebabkan rasa malas sehingga hasil tulisan kurang rapi dan suka berbicara panjang lebar. Karakteristik tersebut ditunjukkan oleh siswa A, F, dan P.

Pada gaya belajar kinestetik, karakteristik yang dikemukakan Musrofi yaitu mengingat dengan baik apa yang dipraktekkan dan tidak dapat duduk diam dalam waktu lama. Karakteristik tersebut semuanya ditunjukkan oleh siswa I. Karakteristik yang dikemukakan Edia (2011) yaitu suka menyentuh segala sesuatu yang dijumpai dan sulit berdiam diri. Kedua karakteristik tersebut ditunjukkan oleh siswa I. Karakteristik yang dikemukakan oleh Effendi yaitu suka menyentuh seseorang untuk mendapat perhatian, yaitu pada siswa I,

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar